Minggu, 24 Januari 2010

Lebih dari 300 Ibu Rumah Tangga di Tangerang Positif HIV

Minggu, 24 Januari 2010 |
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang melansir sebanyak 300-an perempuan, sebagian besar ibu rumah tangga terserang Human Immuno-deviciency Virus (HIV) positif.

Jumlah tersebut dihitung dari keseluruhan penduduk Kota Tangerang yang tercatat sebanyak 1,5 juta jiwa. Hasil survei dan penelitian terdapat 300 penderita berdasarkan pemeriksaan Dinkes sejak 2005 hingga saat ini.

Kepala Seksi Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Yusuf Alfian G menyatakan, selain ibu rumah tangga, Dinkes juga mendapati penderita HIV dari tempat hiburan malam dan Lembaga Pemasyarakatan wanita. "Dinkes melakukan pemeriksaan setahun sekali terhadap Lapas dan tempat hiburan malam untuk mengetahui tingkat perkembangan penyakit," kata Yusuf, Minggu (24/1).

Yusuf mengatakan, orang-orang yang positif terserang HIV dibiayai oleh Global Found dan dilakukan cek kesehatan secara rutin. Hanya mereka saat ini masih hidup membaur bersama masyarakat. Umumnya mereka sendiri tak tahu penyakit yang menyerangnya itu mematikan. "Identitas mereka kami rahasiakan. Ini menyangkut hak asasi manusia," kata Yusuf.

Meski demikian Dinkes tetap memberi penyuluhan dan konseling serta menganjurkan meminum obat, meskipun obat penyembuh belum ditemukan. Minimal agar tidak putus asa dan panjang umur.

Bagi mereka yang belum menikah bisa melakukan itu asalkan bersedia tidak punya anak, dan tentu dengan memakai alat kontrasepsi kondom.

Rata-rata para penderita HIV ini tertular melalui hubungan seks dan penggunaan jarum suntik secara bergantian (pemakai narkotika) yang tidak steril.

Secara terpisah, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Dewasa Tangerang, Arti Wirastuti kepada Tempo, Ahad (24/1), mengakui di Lapas yang dipimpinnya itu terdapat 14 narapidana yang sudah positif HIV berdasarkan pemeriksaan Dinkes dan Global Found.

"Mereka rata-rata penghuni di Blok Narkotika, dan baik kami dan mereka sendiri tidak tahu terkena penyakit itu. Kami hanya tahu jumlahnya tapi tidak tahu siapa saja nama-nama ke-14 warga binaan itu,"kata Arti.

Arti menyebutkan, pada 2009 ada napi yang meninggal dunia akibat terkena HIV yakni terpidana mati Edith Yunita Sianturi. "Awalnya Edith tidak tahu, tetapi dia kemudian sadar dan mengikuti konseling setelah ada pendekatan dari pendeta. Dia katakan kepada saya, sebelum meninggal dia merasa terhormat mati dalam keadaan sakit daripada mati karena menjalani eksekusi mati," kata Arti.

Keluarganya bisa menerima dan membawa pulang jenazahnya untuk dimakamkan di luar penjara. Arti menambahkan, adanya warga binaan yang terserang HIV itu telah tertular sebelumnya saat masih di luar penjara. "Tertularnya di luar, bukan di dalam,"katanya.


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar